Sunday, October 21, 2018

Berguru ke Universitas Diponegoro


Dalam rangka memenuhi tugas dan kewajiban instansi yang diamanahkan, terkadang kita tidak mengenal waktu apakah hari kerja ataukah hari libur. Karena mempertemukan jadwal yang pas antar stakeholder tidaklah mudah sehingga hari minggu pun menjadi pilihan.
Seperti juga pada hari minggu kemaren, kami bersama rekan - rekan belajar dan beguru ke undip untuk memastikan bahwa kebijakan - kebijakan yang diambil diputuskan by riset sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkan serta dapat mengeliminir kesalahan - kesalahan.
Universita Diponegoro atau lebih dikenal dengan nama undip adalah Perguruan Tinggi Negeri ternama di Kota Semarang, sehingga wajar apabila keberadaannya sangat mempengaruhi warna warni kebijakan kota Semarang. Seperti halnya UGM di Jogja atau juga UNS di Solo dan sebagainya.
Semoga hasil pembelajaran ini bisa diterapkan dalam pelaksanaan program - ptogram di masa kini dan mendatang.

Friday, June 1, 2018

Delapan Malam Delapan Rasa

"Tak perlu mencari pencerahan, ketika rasa itu tiba kita hanya perlu sedikit fokus untuk menikmatinya. Delapan malam delapan rasa adalah ungkapan perasaan untuk menggambarkan betapa indahnya rasa itu bila kita mampu menikmatinya. Betapa bahagianya hati ketika kita bisa mengetahui caranya. Dan betapa sederhananya cinta ketika kita mampu mengungkapkannya"

Rasa itu bisa datang kapan saja dan dimana saja, lebih dari itu rasa itu diperuntukkan bagi siapa saja, tak memandang usia, jenis kelamin maupun kasta. Begitu pula rasa yang kini menghinggapiku secara tiba-tiba dan tak terduga.
Rasa itu kasih, sayang dan cinta. Gak perlu didefinisikan kata per kata, gak perlu tahu bedanya. Kalau cinta ya cinta saja, sayang ya sayang saja maka perasaan kasih akan menghinggapi kita setiap. Rasa itu sederhana, sesederhana cinta yang akan membuatmu bahagia.
Begitu pula saat 8 malam bersamanya, setiap malam berganti rasa. Rasa penasaran, kagum, dekat, makin dekat, kasih, sayang, cinta dan bahagia. Itulah 8 delapan malam delapan rasa yang kukenang hingga kini...


Saturday, January 6, 2018

Surat Cinta Untuk Mama

Delapan tahun kau tinggalkan suami dan anak-anakmu, namun kami semua masih merasakan hangatnya kasih sayangmu. Pendidikan formalmu yang hanya sekolah dasar tak membuatmu seperti orang biasa  yang hanya kenal dapur, sumur, kasur. Visimu begitu jelas, nasehat-nasehatmu begitu terarah, perjuanganmu untuk keluarga begitu gigih hingga apapun kesulitan seakan kau hadapi sendiri. Bahkan kami anak-anakmu baru tahu semua pengorbananmu, semua penderitaan sakitmu, dan semua perjuangan kerasmu setelah kau tinggalkan kami.

Mama, waktu memang tak mungkin berputar kembali sehingga kami anak-anakmu yang nakal, yang bandel, yang suka membuatmu kecewa tak akan memperbaikinya sekarang untukmu. Kami semua hanya bisa mendoakanmu yang terbaik dan terus mengenang jasa-jasamu. Kami semua hanya bisa dengan bangga menceritakan kisah hebatmu. Kami semua selalu menyimpan kerinduan untukmu. Kerinduan yang harus kami aktualisasikan dalam karya - karya penuh rasa.

Mama, rasa rindu yang terimplementasi dalam karya anak-anakmu sudah dimulai. Rasa rindu yang selalu menjadi penyemangat kami dalam suka dan duka. Rasa rindu yang tak berkesudahan itulah yang akan selalu menumbuhkan kontribusi nyata anak-anakmu untuk cita-citamu yang belum selesai.

Mama, rasa rindu itu akan sangat terasa dibulan - bulan mendekati hari meninggalmu. Jumat dini hari bersejarah yang kau pilih sebagai hari terakhirmu di dunia. Hari terakhirmu seakan menunggu harapan dan asamu tentang kami, anak-anakmu. Dan kisah itu selalu kujadikan kisah inspiratif perjuangan seorang anak untuk mewujudkann harapan ibunya hingga kini...

Mama. Semoga kau tenang di Sana

Semarang, 07.01.18

Anak yang paling menyayangimu