Thursday, January 23, 2014

Pijat Plus Plus : Bayar Plusnya, Nikmati Pijatnya!

Kali ini membahas panti ijat plus seperti dibenak anda, bukan plus dalam layanan atau hal lain, namun plus dalam arti sesuangguhnya. Merebaknya panti pijat plus di Kota Semarang tidak lepas adanya permintaan pasar. Sebagai Kota Perdagangan dan Jasa otomatis banyak perantau yang jauh dari keluarga yang mencari nafkah di Kota Semarang, sehingga potensi permintaan akan kebutuhan biologis sangatlah masuk akal. Walaupun pasar tersebut bukan satu - satunya kemungkinan, karena masih ada para penikmat dunia yang berpetualang kesana kemari untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.

Penasaran dengan cerita - cerita dari teman maupun berita di media cetak dan elektronik, aku mencoba untuk menelusuri di sepanjang jalan Kedungmundu. Konon di sana banyak panti pijat yang menawarkan plus plus. Niatku hanya ingin tahu, apa itu pijat plus dan seperti apa model tawar menawar serta tarifnya namun aku hanya ingin membayar plus nya namun tujuannya untuk menggali informasi dari terapis pijatnya.
Dengan penuh rasa penasaran aku berhenti di sebuah ruko yang ada papan namanya " ***** Massage". Setelah memarkir sepeda motor, aku masuk ke ruangan yang menurutku panti pijat. Tanpa basa basi aku bilang ke meja kasir bahwa aku mau pijat. Alangkah malunya aku ketika petugas wanita disitu menjawab, " Mas... ini bukan tempat pijat, tapi koperasi simpan pinjam, tempat pijatnya di sebelah kantor ini."
Hahaha.... maklum karena masih lugu dan sejujurnya aku mencoba masuk ruangan itu tanpa tengok kanan dan kiri (takut ketahuan orang yg kukenal) makanya salah masuk. Segera aku keluar dan menuju ke ruangan sebelah yang ternyata benar panti pijat. Di meja depan ada seorang wanita yang menerimaku dan mempersilahkan memilihterapis sesuai yang ada di album foto yang tersedia di atas meja. Setelah aku buka - buka, semuanya cantik dan muda, agar tidak salah pilih aku minta rekomendasi dari petugas tersebut, mana terapis yang paling sering menerima tamu.
Setelah ditunjukkan kelebihan dan kelemahan serta usia dari terapisnya, aku memilih yang paling muda. Sebut saja namanya bunga. Usianya 22 tahun, cantik, putih dan montok (sesuai gambar fotonya).
Segera aku diantar masuk ke kamar atau bilik kecil ukuran 2,5 x 3 meter dan dipersilahkan ganti pakaian celana pendek. Sambil menunggu terapis datang aku berangan - angan mencoba menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan kuajukan ke terapis yang kupilih tanpa menimbulkan perasaan tersinggung. Tentu niatan membayar plusnya namun hanya menikmati pijatannya sambil menggali informasi bukanlah hal yang mudah. Bisa - bisa terapisnya tersinggung dan rencana yang ku susun berantakan klo aku sampai salah bertanya atau kurang sopan dalam mengajukan pertanyaan. (bersambung)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.