"Sejuta kenangan indah Merbabu seakan muncul dan memenuhi memori kepalaku, pendakian Gunung diatas 3000 DPL pertamaku, pertemuan dengan mantan pacarku dan juga segudang cerita masa lalu tentang cinta, persahabatan dan air mata"
Dua puluh satu tahun lalu aku menginjak Puncak Merbabu. Hari ini aku mulai menginjak lerengnya dan berbincang ngalor ngidul dengan Pak Dhupar, seorang petani sayuran yang dulu begitu miskin dan sederhana, sekarang sudah menjadi pedagang yang mapan dan berkecukupan. Obrolan seputar pekerjaan, keluarga dan cerita perjalanann hidupnya membuat cuaca yang dingin terasa hangat. Anaknya yang pertama seusia denganku, saat ini sudah memberikan cucu wanita cantik yang beliau banggakan, anaknya yang kedua sudah menikah dan selalu sibuk dengan pekerjaannya yang baru, serta banyak hal lain yang beliau ceritakan hingga larut.
Sejujurnya Anganku sudah jauh menerawang ke dalam peristiwa pendakian masal yang dilakukan oleh 30 orang anggota konglomerate di akhir tahun 1993. Kekompakan, kebersamaan dan semangat saling mendukung untuk menyelesaikan kuliah di UGM membawa kami ke Puncak Merbabu 3142 mdpl.Lagu bagimu negeri dan syukur berkumandang, menggema bersamaan munculnya sang surya di ufuk timur. 2 buah lagu yang selalu di nyanyikan oleh anak - anak alam ketika menggapai puncak gunung itu terasa khidmat dan menyentuh hati. BAGIMU NEGERI, JIWA RAGA KAMI.
Dua tahun setelah pendakian itu aku kembali ke Merbabu. Saat itulah pertemuanku dengan mantan pacarku yang tidak lain adalah istriku yang saat ini mendampingiku. Cerita unik bak sinetron tersaji dalam peristiwa pendakian 12 orang lintas universitas yang dibumbui cerita mistis, petualangan dan juga kisah cinta. (bersambung)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.