Sunday, September 3, 2023

INOVASI PERINTISAN EKOWISATA SUNGAI “CURUG GONDORIYO ” Bagian 1

1. Tujuan Inisiasi

Inisiatif inovasi “Perintisan Ekowisata Sungai – Curug Gondoriyo” bertujuan untuk mengatasi  permasalahan yaitu:

a. Kota Semarang masih kekurangan Atraksi/Daya Tarik Wisata baik secara kuantitas maupun kualititas

b. Potensi Sungai yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai atraksi wisata

c. kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan sungai.

d. Kegiatan Kelompok Sadar Wisata yang pasif dan Kurang Terarah

Dengan perintisan wisata Sungai Curug Gondoriyo diharapkan mampu menciptakan atraksi baru yang berkualitas sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kenyamanan sungai melalui pemberdayaan kelompok sadar wisata



2. Keselarasan dengan kategori yang dipilih

Kegiatan inovasi ini sangat mendukung dan sejalan dengan 12 SDGs antara lain  :

TUJUAN 8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua

TUJUAN 9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi

TUJUAN 15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati


3. Signifikansi (Arti Penting ) 

  • Potensi Curug yang terbengkalai menjadi menjadi daya tarik ekowisata yang dikelola masyarakat dengan baik
  • Potensi Masyarakat / Kelompok Sadar Wisata belum terberdayakan menjadi lebih berdaya dengan adanya kegiatan pengelolaan daya tarik ekowisata curug Gondoriyo
  • Kelompok sadar wisata yang semula anggotanya pasif, dan berpotensi konflik antar anggota menjadi lebih kompak, lebih semangat dan punya rasa bangga atas hasil usaha kerasnya secara bersama sama membangun daya tarik ekowisata yang diakui dan dikunjungi masyarakat luas
  • Kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi lingkungan sungai yang masih rendah menjadi lebih sadar dan peduli akan arti pentingnya menjaga kebersihan dan kenyamanan sungai
  • Potensi ekonomi belum tergarap menjadi muncul terdampak dari kegiatan ekowisata curug, seperti tiket masuk, parkir, penjualan paket wisata dan juga penjualan makan – minum dan souvenir

4. Inovasi (Kebaruan atau Keunikan atau keaslian)

Kegiatan ini dapat dikatakan kreatif dan inovatif :

a. Pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan Partisipatory rural appraisal  (PRA) belum pernah dilaksanakan di Disbudpar Kota Semarang, yang menurut pertimbangan penulis sangat cocok untuk pengembangan ekowisata sungai. (Inovasi Proses )

b. Dalam pelaksanaannya menghadapi berbagai macam kesulitan dan dipecahkan secara kreatif antara lain :

  • Dalam pengembangan atraksi air terjun dihadapkan pada kondisi air yang keruh, kemudian setelah dilakukan diskusi dan bencmarking literatur dibuatlah wisata malam dengan memasang lampu pada tebing curug sehingga terciptalah lighting fountain sebagai atraksi wisata utama ekowisata curug gondoriyo.
  • Untuk memperkuat karakter ekowisata sungai (Curug Gondoriyo) dilakukan kolaborasi dengan pelaku usaha ekonomi kreatif dari beberapa sub sektor antara lain : fotografi, seni pertunjukan, kuliner dll

Inovasi yang dikembangkan ini adalah modifikasi dari konteks lain. Untuk metodologi PRA biasanya dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat untuk pemberdayaan di daerah Rural sedangkan lighting fountain memodifikasi dari hasil benckmarking literatur.

5. Transferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada konteks/tempat lain).

Inovasi ini sedang dalam proses replikasi untuk perintisan wisata sungai mayangsari, wisata curug kedunggandul, wisata banjir kanal barat dan tidak menutup kemungkinan direplikasi untuk wilayah lain yang masih bernuansa rural/pedesaan 

bersambung

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.