Waktu tidak hanya
menciptakan cerita sejarah yang heroik. Waktu juga membuat cerita tentang
gedung-gedung tua menjadi lebih menarik, menjadi daya tarik. Pun dengan Lawang
Sewu yang umpama magnet, mampu menarik ribuan orang datang untuk melihat kemegahannya,
dan kisah lampaunya.
Bangunan Lawang Sewu masih kokoh
menjulang, memadukan keindahan fisik bangunan dan kisah besarnya di masa lalu.
Di antara bangunan satu dengan bangunan lainnya membuat kesatuan jejak masa
kolonial yang khas. Tak heran bila banyak pengunjung yang mengaguminya. Dari
sisi historisnya, Lawang Sewu selesai dibangun pada tahun 1907 untuk digunakan
pertama kali oleh perusahaan perkereta apian swasta Belanda bernama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Lawang Sewu juga pernah digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI) yang saat ini dikenal sebagai PT Kereta Api Indonesia, serta
pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV
Diponegoro). Sementara ketika terjadi pertempuran lima hari di Semarang, yakni
pada 15 hingga 20 Oktober 1945 Lawang Sewu menjadi lokasi pertempuran bagi
Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan tentara Jepang kala itu.
Lawang Sewu memang menarik, dan menjadi daya tarik
bagi siapapun yang mengunjungi Semarang. Bahkan seorang pelancong yang akan
pergi ke Kota Atlas ini tentu akan memasukkan nama Lawang Sewu ke daftar
kunjungan pertamanya. Sebab gedung bersejarah ini memang indah dan memancarkan
sisi menariknya untuk dikunjungi. Letaknya yang berada di pusat kota juga
membuat siapapun dengan mudah melihat keelokannya. Nama Lawang Sewu berasal
dari bahasa Jawa yang berarti “Pintu Seribu,” karena Lawang Sewu memiliki
teramat banyak jendela besar menyerupai pintu.
Menelusuri jejak masa lalu di Lawang
Sewu memberikan sentuhan imajinatif bagi para pengunjungnya, terlebih di dalam
ruangan terdapat berbagai macam ilustrasi baik berupa gambar maupun benda-benda
antik yang akan mengisahkan sejarah Lawang Sewu. Bagi pengunjung yang ingin lebih
memahami sejarah dari gedung berlantai dua ini, juga dapat menyewa tour guide yang siap mengantar para pengunjung
berkeliling menelusuri gedung tua ini. Di malam hari Lawang Sewu kian eksotis
dipandang, warna putih dari gedung ini memberikan kesan elegan terlebih dengan
paduan sorotan lampu jalan yang semakin membuat siapapun mengagumi
keindahannya.
Untuk mengunjungi Lawang Sewu, tidak
membutuhkan biaya yang banyak. Cukup dengan Rp 10.000 pengunjung sudah dapat
menikmati keelokan dari bangunan bersejarah ini, sementara bila ingin menyewa
seorang tour guide maka ada tambahan
biaya sebesar Rp 40.000 (untuk 5 hingga 7 orang). Berkunjung ke Lawang Sewu
akan memberikan banyak pengalaman baru bagi pengunjungnya, selain dapat melihat
keelokannya dari dekat, pengunjung juga akan
mendapat wawasan dan pengetahuan tentang keunikan dan sejarah bangunan
megah ini. (ditulis oleh Anggi)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.