Tuesday, July 7, 2015

Pendakian Gunung Sundoro : Halusinasi Patung Raksasa di Pasar Setan


"Stop... tahan dulu, kita salah jalan!", Kataku
Ini benar jalannya Pae, Jawab Papin
"Ini salah jalan, lihatlah kemaren kita tidak melalui jalan seperti ini", kataku lagi
Tiba-tiba aku melihat di depanku ada patung raksasa, spontan aku berteriak, " ini jelas salah jalan, lihatlah di depan kita ada patung raksasa.... aku belum pernh melihat sebelumnya".
Iya benar pae, kemaren kita tidak melewati patung raksasa", timpal cempi yang jalan di belakangku.
Suasana menjadi hening,sepi dan mencekam... akankah terjebak di Jurang Grawah?

Deru kendaraan makin keras, kecepatan motor mendekati 60 km per jam mendaki pos 1 jalur pendakian sundoro dalam gelapnya malam. Uniknya sang ojek mengendarai motor tanpa lampu, hanya mengenakan head lamp. Tiba -tiba gubrak... salah satu motor terperosok ke dalam parit. * yang benar saja gumamku.... nanjak jalur pendakian motor ngebut gak pakai lampu lagi.... wajar keperosok* Peristiwa itu mengawali rangkaian pendakian Gunung Sundoro malam itu bersama papin, cempi, gonthet, bang bud dan gaplek.

Pos 1 sudah terlewati. Saat itu perjalanan menuju pos 2. Perbincangan masih seputaran jatuhnya papin dari atas motor yang ugal-ugalan melewati jalur pendakian dan aku yang harus mendorong ojek motor 3 kali untuk sampai pos 1. Perbincangan itu bisa bermakna senang karena tidak harus bersusah payah jalan kaki dari basecamp sampai pos 1, bisa berarti juga cerita seru akibat ugal-ugalan, namun bagiku merupakan renungan yang harus di dalami. Perlukah ojek ke pos 1? pemberdayaan masyarakat atau semakin berpotensi merusak lingkungan?




Penampakan Pos 2
Tak terasa sambil merenung dalam perjalanan sudah mencapai pos 2. Pos yang mendekati aroma pasar setan, cukup menakutkan bagi para pendaki yang tidak kuat iman atau belum berpengalaman. bersambung



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.