❗️Akhirnya @mietalk.indonesia Hadir di SEMARANG, dan PROMO ALL MENU cuma 5000 perak 😍😍😍❗️
.
@mietalk.indonesia warung mie dan dimsum yang viral di Jogja dan Sidoarjo buka cabang juga di Semarang nih gaes! Gokiiil, tempatnya yang di Semarang ini kece banget sih, ala al bistro gitu. Udah nyaman, harganya 5.000an aja pula 😍😍😍
Menunya disini ada tiga macam, mulai dari mie ghibah (manis pedas), mie julid (gurih pedas) dan mie santuy (gapedas)
Menu rekomendasi ku ada mie ghibah atau mie julid pakai dimsum chicken wings charsiu plus udang kejunya! 🤤
Kebetulan mereka ngadain promo serba 5.000 dari tanggal 30 Januari - 5 Februari 2021 ! Yokk warga Semarang buruan merapaaat yak!!! 😍
_
📍 Jl. Erlangga Barat No. 7, Pleburan, Kota Semarang, Jawa Tengah
Daftar tempat wisata Semarang bakal lebih panjang pertengahan tahun ini dengan memiliki museum yang memadukan teknologi dengan konsep imersif. Apa itu?
Lokasi museum berteknologi imersif itu ada di dekat Kota Lama Semarang, tepatnya di bundaran Bubakan. Saat ini, wujud fisik bangunan sudah rampung dengan warna coklat dan tembok model batu bata.
Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi atau Hendi mengatakan museum imersif,museum yang mengaburkan batasan dunia nyata dan dunia digital atau simulasi itu, sudah diterapkan di beberapa negara. Kali ini, dihadirkan di Kota Semarang untuk pertama kalinya dengan memanfaatkan bangunan yang didirikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Untuk fisik bangunannya oleh Kementeri PUPR, sedangakan dari Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) yang nanti akan mendesain dalam museumnya," kata Hendi dalam siaran tertulisnya, Sabtu (30/1/2021).
Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikTravel
"Saat ini ada dalam tahap penyempurnaan konsep pengaplikasian tekhnologi, semoga prosesnya lancar," dia menambahkan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, menambahkan teknologi visual di museum berteknologi imersif itu digunakan untuk merangsang agar orang berminat mengetahui sejarah Kota Semarang.
"Kita seolah-olah berada di masa lalu, masuk lorong waktu, menikmati kondisi saat itu. Misal, suasana di Kali Semarang. Pengunjung seolah berada di sana menikmati aktivitas perdagangan di sana. Kemudian, berkeliling Kota Lama. Jadi, bercerita narasi Kota Semarang tapi dikemas lebih menarik," Indriyasari menjelaskan.
. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikTravel
Indriyasari juga membeberkan soal di luar konsep museum dan teknologinya. Yakni, terkait manajemen lalu lintas, termasuk parkir karena lokasinya ada di bundaran yang cukup padat kendaraan
"Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum," ujarnya.
Belum dijelaskan detail soal teknologi apa yang bakal digunakan, namun dalam postingan instagram @hendrarprihadi ada beberapa teknologi yang sudah cukup umum yaitu layar sentuh interaktif, virtual reality, augmented reality, dan lainnya. Ditargetkan museum itu bisa dinikmati bulan Agustus tahun ini.
Merapi adalah fenomena. Gunung teraktif di dunia dengan branding " Wedhus Gembel" alias awan panas yang selalu menyertai setiap letusan yang terjadi. Dunia pendidikan dan perguruan tinggi yang berkaitan dengan ilmu alam selalu membahas merapi bagaikan menimba air laut yang tidak ada habisnya. Sungguh menakjubkan dan memberikan gambaran kuasa Tuhan di muka bumi
aku dan teman-teman grafika 93 di Puncak garuda tahun 94
Bicara merapi akan selalu teringat Mbah Marijan, Sang Juru Kunci Merapi yang menjadi panutan warga seputar merapi, juga para pendaki yang akan naik ke puncak merapi. Hanya satu kata mbah Marijan, akan berarti terus mendaki atau berhenti di rumah beliau. Ya... berari lanjut, tidak berarti tinggal. Gak peduli apakah Dinas Kegunung Apian menyatakan Ya atau tidak, biasanya yang menjadi patokan teman-teman pendaki adalah kata-kata dari Mbah Marijan.
Ketika para pendaki itu turun dari puncak, ketika mereka hanya sekedar jalan-jalan, ketika merapi belum terkenalpun semua mendengar setiap petunjuk dan petuah mbah marijan. Namun perbedaan perlakuan akhir-akhir ini, seiring kepopuleran beliau sebagai bintang iklan, agak sedikit berbeda. Klo dahulu berpose dan foto bersama beliau adalah hal lumrah dan bisa dilakukan setiap saat, di akhir-skhir ini menjadi hal yang agak sulit, Kadang beliau menolak, karena beliau takut dikaitkan dengan komersialisasi foto.
Kita semua paham, beliau sang juru kunci tetaplah seorang yang bijak dan andhap ashor, sangat menghargai siapapun yang sowan atau sekedar berbincang dengan beliau, Bahkan di usianya yang mulai renta, Mbah Marijan sesungguhnya sudah mulai menurun secara fisik, namun semangat beliau, semangat untuk melindungi warganya, semangat untuk menjaga merapi, patutlah di contoh dan dijadikan tauladan.
Beberapa saat yang lalu, aku masih sempat mampir, menyapa beliau yang sedang menebang ranting pohon belimbing di depan rumahnya. Beliau masih seperti yang dulu, ramah dan selalu mituturi kami dengan bahasa jawanya yang kenthal. Terima kasih mbah Marijan, jasamu tak terlupakan. Terima kasih engkau telah menjaga kami semua, menjaga merapi sampai titik darah penghabisan. Aku yakin, Kematianmu yang juga oleh awan panas itu, akan menjadikanmu bangga, menjadikan anak cucumu bangga, bahwa engkau pelindung sejati. Sekali lagi terima kasih dan SELAMAT JALAN MBAH, Semoga Tuhan Memberikan tempat terbaik di sisi NYA. Amien
Waduk Serbaguna Jatibarang ramai dikunjungi warga Kota Semarang dan sekitarnya, terutama pada akhir pekan. Waduk buatan dengan luas genangan sebesar 189 hektar ini menjadi tempat favorit untuk wisata bersama keluarga, terlebih harga tiket masuk yang sangat murah.
Waduk Jatibarang sebenarnya didesain untuk mengatasi banjir di Kota Semarang. Pembangunan waduk Jatibarang di Semarang didasari oleh bencana banjir besar yang melanda kota Semarang pada tahun 1973, 1988, 1990, dan 1993. Waduk ini mengurangi banjir di Semarang tengah dengan desain banjir 170 m3 per detik.
Waduk (bendungan air) yang terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang itu sangat luas. Mencapai area perairan seluas 189 hektare. Yang menarik, dengan airnya yang jernih pengunjung bisa menjelajahi danau raksasa ini dengan naik perahu. Mengelilingi waduk dengan panorama alam perbukitan. Yang hobi mancing sangat kerasan berada di tengah waduk dengan perahu sewaan. Ikan-ikan di waduk juga banyak dan besar.
Saking luasnya waduk ini, di tengahnya ada pulau kecil. Pulau Kreo namanya. Pulau itu dipakai kawasan pembiakan 500 ekor lebih monyet ekor panjang. Keberadaan monyet-monyet ini menambah daya tarik wisata Goa Kreo. Menuju pulau Kreo dihubungkan dengan jembatan gantung di atas waduk.
Yang menarik, menuju Waduk Jatibarang pengunjung akan melewati desa wisata, yaitu Desa Kandri. Penduduk desa menyajikan suvenir dan olahan makanan khas yang menarik.
Lokasi Waduk Jatibarang
Lokasi wisata Waduk Jatibarang beralamat di Jalan Jatibarang, Kedungpane, Mijen, Semarang.
Kawasan Waduk Jatibarang meliputi dua kecamatan dengan empat kelurahan. Kecamatan pertama adalah Kecamatan Gunungpati dengan Kelurahan Kandri dan Kelurahan Jatirejo. Kecamatan kedua adalah Kecamatan Mijen dengan Kelurahan Kedungpane dan Kelurahan Jatibarang.
Kantor administrasi atau pengelolaan bendungan berlokasi di Jatibarang sedangkan pintu masuk kawasan bendungan di Gunungpati.
Meski berada di pinggiran kota, menuju Waduk Jatibarang tidaklah sulit. Selain jalannya sudah mulus sampai lokasi, juga tidak terlalu jauh. Dari bandara Ahmad Yani Semarang bisa ditempuh 40 menit dengan jarak sekitar 13 km
Rute Menuju Waduk Jatibarang
Lokasi dan Rute Menuju Waduk Jatibarang Tidak sulit untuk dicapai. Pengunjung bisa menggunakan angkutan umum dengan rute ke Goa Kreo. Bisa juga memilih menggunakan taksi atau menggunakan kendaraan pribadi.
Jarak yang ditempuh dari pusat kota Semarang kira-kira 13 kilometer. Untuk menuju tempat wisata ini dengan kendaraan pribadi, pengunjung dapat menggunakan jalur dari Kalibanteng.
Jam Buka Waduk Jatibarang
Lokasi wisata air waduk Jatiberang melayani kunjungan wisatawan, mulai jam 05.00 sampai jam 18.00.
Tiket Waduk Jatibarang
Tiket masuk ke spot wisata Waduk Jatibarang sangat murah yaitu hanya Rp. 2.500.
Fasilitas Wisata Waduk Jatibarang
Fasilitas penunjang di Waduk Jatibarang sudah cukup lengkap. Terdapat sarana parkir luas dekat bibir bendungan. Unutk pengunjung yang mau kuliner, lokasi ini juga lengkap dengan warung-warung makan dan es kelapa muda. MCK dan musala sangat rapi dan bersih.
Selain fasilitas wisata dasar seperti di atas, waduk Jatibarang juga memiliki fasilitas lain. Di tepi Waduk Jatibarang telah dibangun sebuah plaza pertunjukan. Plaza ini dilengkapi tribun penonton yang mampu menampung ratusan orang. Dengan latar belakang pemandangan waduk, tempat ini akan menjadi tempat pementasan kesenian tradisional maupun modern.
Selain itu, fasilitas lain yang telah rampung dikerjakan adalah gardu pandang setinggi 12 meter, pedestrian bermotif warna-warni, halte pengunjung, dan jalan akses masuk kawasan Waduk Jatibarang.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh Tahitian noni setiap hari selama 1 bulan terlihat dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Khasiat ini diperoleh dari zat scopoletin dan xeronin yang terdapat dalam buah mengkudu Tahiti.
2. Mengobati radang sendi
Ada beberapa jenis radang sendi. Salah satunya adalah osteoarthritis, yaitu radang sendi yang terjadi karena faktor pertambahan usia atau obesitas. Penderita osteoarthritis biasanya mengalami nyeri sendi di bagian tangan, lutut, pinggul, tulang belakang, dan kaku di leher.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi Tahitian noni setiap hari selama 3 bulan terlihat dapat meringankan nyeri sendi dan mencegah kekambuhan osteoarthritis. Khasiat ini didapat dari zat antiradang dan pereda nyeri alami yang terkandung dalam buah Tahitian noni.
3. Menjaga kesehatan jantung
Rutin mengonsumsi Tahitian noni dalam bentuk jus dipercaya dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung. Manfaat ini adalah berkat kandungan antioksidan dalam mengkudu Tahiti yang mampu menurunkan kadar kolesterol dan mencegah aterosklerosis penyebab penyakit jantung.
4. Menstabilkan kadar gula darah
Diabetes adalah penyakit kronis yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi. Sebuah penelitian berskala kecil menunjukkan bahwa rutin mengonsumsi sekitar 1 cangkir jus Tahitian noni selama 8 minggu terlihat dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Buah Tahitian noni juga diduga dapat meningkatkan kinerja insulin dalam mengatur gula darah dan mencegah terjadinya resistensi insulin.
Selain berbagai khasiat di atas, Tahitian noni juga dipercaya memiliki manfaat lain, yaitu:
Meningkatkan stamina saat berolahraga
Melancarkan menstruasi
Melancarkan pencernaan
Mengurangi risiko kanker
Mengatasi infeksi
Berbagai khasiat Tahitian noni yang telah disebutkan di atas hanya berdasarkan hasil penelitian berskala kecil yang sebagian besar baru dilakukan pada hewan percobaan. Oleh karena itu, efektivitas dan keamanan penggunaan Tahitian noni sebagai pengobatan masih belum dapat dipastikan dan perlu diteliti lebih lanjut.
Konsumsi Tahitian noni sebagai suplemen umumnya aman dilakukan, asalkan orang yang mengonsumsinya tidak memiliki kondisi medis atau penyakit tertentu.
Tahitian noni sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui serta orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti gangguan ginjal dan hati. Tahitian noni juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan pengobatan tertentu, seperti obat penurun tekanan darah dan obat diabetes.
Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi Tahitian noni, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter, apalagi jika Anda ingin menggunakannya sebagai pengobatan alternatif.
Untuk meningkatkan kebugaran disarankan untuk selalu berolahraga setiap hari, apabila tidak memungkin setiap hari bisa 3 kali dalam seminggu dan bila tidak sempat juga bisa melakukan olahraga sambik berwisata ke "jalur trekking air mata mantan Ekowisata Hutan Tinjomoyo"
Untuk meningkatkan kebugaran disarankan untuk selalu berolahraga setiap hari, apabila tidak memungkin setiap hari bisa 3 kali seminggu dan bila tidak sempat juga bisa melakukan olahraga sambik berwisata ke "jalur trekking air mata mantan Ekowisata Hutan Tinjomoyo"
Goa Kreo adalah sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu Jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Menurut cerita legenda, Sunan Kalijaga bertemu sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati. Kata “Kreo” berasal dari Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah.
Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak saat itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini menjadi penunggu. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan waduk Jatibarang, bermain ski air, atau memancing.
Objek wisata ini kurang lebih 8 km dari Tugumuda dan setiap 3 Syawal diadakan Sesaji Rewanda
With more than 80 essential oil plants from Indonesia and abroad, each with its own story, fragrance, and characteristics, this garden has the most diverse collection of essential oil plants. Visitors can smell or taste some plants by informing our guides so they can assist the visitors to decide which bark, leaves, or petals to pluck.
Rumah Atsiri Indonesia
Jl. Watusambang, Watusambang, Plumbon, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57792, Indonesia
The history of essential oils stretches back to as early as 2,000 BC, and in Rumah Atsiri Museum, you can follow the journey of how essential oils were first discovered and how they spread all over the world (especially in Indonesia). The museum also preserved some original equipment and tools used to produce essential oils.
From 50-year old essential oil bottles and documents to vintage distillation machine, find out the history behind Indonesia's dream to be one of the biggest players in the world's essential oil industry.
Rumah Atsiri Indonesia
Jl. Watusambang, Watusambang, Plumbon, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57792, Indonesia
Gunung Ungaran dengan ketinggian 2.050 mdpl terletak di kabupaten Semarang. Gunung ini memiliki tiga puncak: Gendol, Botak, dan . Puncak tertinggi adalah Ungaran.
Di lereng gunung Ungaran terdapat situs Candi Gedongsongo (Bahasa Jawa: gedong = gedung, songo = sembilan). Terdapat pula beberapa air terjun, di antaranya Curug Semirang dan Curug Lawe. Juga terdapat gua, yang terkenal dengan nama Gua Jepang. Gua ini terletak di sekitar perkampungan Promasan (perkampungan para pemetik teh).
Bagi yang mendaki ungaran dan juga gunung lainnya... ingat selalu "jangan melakukan vandalisme dan bawa kembali sampahnya turun"
On our walk in Plumbon Village, Tawangmangu, Solo – Central Java, one day, we came across an abandoned factory complex: something we found out later on as a Citronella distillery facility from the 1963. Intrigued by the remaining facility and the unusual façade of the factory, we decided to dig deeper into its history.
The distillery factory—intended to be the biggest in Asia that day—was called 'Citronella factory', a silent witness of the economic cooperation between Indonesia and Bulgaria. Plumbon village was selected as the site location due to its natural potentials that that fits the planting of essential oil's ingredients; like citronella. Water source—which is essential for the distillation process—was also available in large quantities from a river close by.
The factory went through a series of ownership exchange, until PT. Rumah Atsiri Indonesia decided to officially take over the establishment in 2015; and revived it into an edu- recreation complex which also includes MICE facilities, research & development, production house, and market place for essential oils.
We believe that the complex and its surrounding village was a reminder of Indonesia's abundance and potentials to play an essential role in global economy. We feel responsible to preserve and revive the knowledge, skills, and innovation related to essential oils in Indonesia, through edu-recreation, research, development, production, training and provide market place in Rumah Atsiri Indonesia.
Gak seru klo cinta tanpa konflik, pertengkaran dan air mata. Karena tidak semua memahami hakekat cinta sejati... Perlu pendekatan, pemahaman karakter dan ketulusan untuk memahami hakekat cinta.
Bagi kamu - kamu yang pengen memahami hakekat cinta sejati hingga lebih sadar dan ikhlas untuk mencintai bisa menjajal jalur tracking "air mata mantan" di Kawasan Ekowisata Hutan Tinjomoyo.