Program Kerja (lanjutan)
2. Pendampingan Rintisan Wisata & Desa Wisata
Pendampingan Rintisan Wisata dan Desa Wisata sejatinya merupakan cikal bakal dan ruh dari komunitas sibarista. Pada awalnya di tahun 2018, founder sibarista kariswisata.id melakukan pemberdayaan masyarakat di 3 lokasi yaitu Curug Gondoriyo, Wisata Mayangsari dan Curug Kedunggandul. Dalam prosesnya masyarakat diajak mengenali dan memetakan potensi wisata di wilayahnya dengan metode Partisipatory Rural Appaisal. Kariswisata.id sebagai fasilitator hanya memberi motivasi dan arahan untuk pengembangan potensi wisata menjadi daya tarik wisata. Masyarakatlah yang merencanakan dan merancang atraksi dan daya tarik wisatanya. Dari ketiga rintisan wisata inilah founder mempunyai pengalaman lengkap dengan problematika yang melekat pada setiap tahapannya. Berdasarkan pengalaman pendampingan tersebut founder merasa kurang optimal untuk bekerja sebagai fasilitator sendirian, sehingga dibentuklah Komunitas Rintisan Wisata Kreatif di tahun 2019 dengan progra utama adalah pelatihan melalui CSR Rumah Kreatif BUMN (BRI) dan pendampingan oleh kariswisata.id
Keberhasilan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat di Curug Gondoriyo, Wisata Mayangsari dan Curug Kedunggandul menjadi pertimbangan utama dan merencanakan membentuk sebuah komunitas untuk mendampingi rintisan wisata di Kota Semarang agar sistematis dan berkelanjutan. Ide besarnya adalah bagaimana agar para local champion yang sudah berhasil membawa rintisan wisata dan desa wisata nya menjadi sebuah tujuan wisata untuk direkrut menjadi fasilitator pendamping bagi rintisan wisata lainnya. Beberapa local champion dari Desa Wisata Kandri, Desa Wisata Wonolopo, Kampung Dung tungkul, Kampung Jawi serta beberapa lainnya akan menjadi narasumber yang inspiratif sekaligus fasilitator yang hebat dalam sebuah koordinasi tunggal yang komprehensif, harmonis dan berkelanjutan.
Maka sejak tahun 2021, dibentuklah Komunitas Sibarista yaitu Sinau Bareng Pemasaran Pariwisata dengan misi utama membangkitkan kembali sektor pariwisata yang terpuruk karena pandemi dengan melakukan pendampingan kepada seluruh rintisan wisata dan desa wisata di Kota Semarang yang mau begabung di dalam sibarista.
Program pendampingan yang menjadi prioritas adalah bagaimana agar setiap rintisan wisata mempunyai minimal 1 produk wisata (atraksi wisata atau paket wisata ) yang menjadi uniq selling point #usp dari wisata yang dikelolanya dan mampu menjual kepada target pasar yang spesifik ( Segmentasi pasar sebelum memasarkan produk)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.