Friday, April 3, 2015

Menikmati Perjalanan Dinas Ala Backpaker 2 : Stasiun Jakarta Gambir - Soto Kriuk

Stasiun Gambir

Setelah menempuh perjalanan kereta kurang lebih 6 jam, sampailah di stasiun jakarta gambir selepas subuh. Plan A adalah bebersih tubuh kemudian jalan - jalan ke Tugu Monas sambil mencari sarapan nasi bungkus dari penjaja pkl yang sering melayani para sopir taksi dan bajaj di pagar yang membatasi monas dan stasiun gambir, Kembali pilihan yang rasional untuk menghemat isi kantong. Namun ada dua kesulitan yang tidak sesuai planning :
1. Tidak ada kamar mandi di Stasiun Gambir,
Turun dari kereta langsung mencari kamar mandi untuk bebersih, namun sudah mutar stasiun 3 kali tidak menemukan kamar mandi. Hanya ada toilet dimana room toiletnya sempit, tidak ada ember atau bak penampung air dan di luar pintu diberi peringatan #dilarang mandi!
Sembari berpikir plan b, maka aku memutuskan untuk cuci muka saja dulu dan sarapan pagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 Wib
2. PKL yang biasanya banyak lalu lalang tidak kelihatan
Berdasarkan hasil pengamatan mengitari stasiun tidak tampak ada penjual nasi bungkus, yang ada hanya sekelompok kecil pkl penjual kopi hangat, sehingga kuputuskan makan di soto kriuk. Pertimbangannya klo soto mestinya lebih murah dibanding KFC atau Kopitiam dan beberapa menu restoran lainnya yang berada di Stasiun Gambir.

Tampilan Soto Kriuk

Seporsi soto kriuk campur dan segelas teh tawar harus kubayar dengan 24 ribu rupiah. Mungkin cukup murah untuk ukuran jakarta, namun bagiku terasa cukup mahal karena seporsi soto belum mengenyangkan dan biasanya klo di jogja atau di semarang hanya berkisar 6000 s.d 10 ribu rupiah per porsi.
Sekali lagi karena dari sejak berangkat sudah siap dengan perjalanan ala backpaker dengan berbagai cara menikmati perjalanan dalam keterbatasan maka semua terasa nikmat dan tetap semangat. Selanjutnya setelah sarapan aku masih duduk di ruangan penjual soto untuk googling mencari tempat untuk mandi. Yang kutemukan memang berita atau informasi bahwa di Stasiun Gambir tidak ada kamar mandi, bahkan Dahlan Iskan pun sewaktu masih jadi menteri hanya membersihkan muka dan badan dari shower toilet. (bersambung bag 3)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.