Thursday, January 9, 2014

Kisah Desember Ceria : Kegalauan Gadis Muda

Pagi kali ini ada yang lain, entah darimana datangnya, tiba-tiba setelah apel pagi aku berharap ada yang muncul di pintu. Sesekali aku melihat ke arah luar, apakah seseorang itu sudah datang atau belum. Dan seperti biasa jam delapan muncul sosok wanita muda itu. Beberapa saat dia menyalami semua yang ada di dalam ruangan termasuk aku, lalu duduk di tempat yang sudah disediakan khusus untuknya.
Tanpa sadar aku dan wanita muda itu mulai akrab, mulai dekat. Disamping membantu pekerjaanku, setiap saat kami berbincang diluar pekerjaan. Sesekali saling menanyakan tentang pribadi masing-masing, dan saat lain saling tertawa. Aku sudah seperti mengenalnya bertahun-tahun, padahal sesungguhnya baru kemaren sore jam lima petang aku mulai memperhatikan perilaku dan wataknya. Sepanjang pagi sampai siang itu terjadi rerasan antara aku dan wanita muda itu sebagai sesama sanguinis. Itu kesimpulan sementara, karena aku belum mengamati lebih dalam, apakah wanita muda itu benar-benar berkarakter sanguinis.
Waktu makan siang telah tiba, dan aku mengajaknya barengan ke warung. Hmm aku jadi teringat masa kuliah. Wanita ini memilih lauknya pisang goreng.... gak tau apa alasannya. Klo aku dulu makan nasi lauknya pisang goreng agar terasa lebih kenyang. Kupikir wanita ini punya alasan berbeda, atau mungkin kebiasaan saja. Gak terlalu penting untuk dibahas, namun penting untuk di catat sebagai bahan pembicaraan. Ingat : wanita membutuhkan alasan untuk mau dekat dengan kita. Teori lawas yang tidak lekang oleh waktu.
 
Makan siang ini menjadi titik balik baru, karena pasca makan siang terhembus isu yang kurang sedap. Isu kedekatan antara dua orang sanguinis yang sebenarnya belum apa-apa. baru tahap saling mengenal dan mungkin juga tidak akan pernah dekat sebagai seorang pria dan wanita, tetapi dekat sebagai sahabat yang saling bercermin untuk dirinya sendiri. Isu berhembus makin kencang, wanita muda itu mulai merasa tidak nyaman, mulai gundah dan menyatakan ketidakkerasanan menyelesaikan tugasnya di kantor.
Peristiwa baru dan  isu baru namun bukan barang baru bagi aku, dah biasa banget dibicarakan dan di isukan sesuatu yang tidak pas atau tidak ada kenyataanya. Bagiku biar saja lewat, namun bagi wanita muda ini jelas belum terbiasa, sehingga sedikit menggangu konsentrasinya. Aku merasa bersalah, aku merasa harus bertanggung jawab atas kemelut ini. Seperti ada mendung di matanya, yang biasanya cerah berseri, tiba-tiba menjadi pendiam. Rerasan dua orang sanguinis ini menjadi isu hangat yang menarik untuk dibicarakan setiap orang (bersambung)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.