Wednesday, January 29, 2014

Sundoro Clean Up Bertaruh Nyawa 3 - Kena Hipotermia -

Hari semakin siang menjelang tengah hari, namun hujan disertai badai belum usai walaupun intensitas mulai menurun. Aku berembug dengan mas NCP dan untuk mengurangi resiko kami memutuskan untuk berbagi tugas. Mas NCP tetap menunggu yang sakit dan pacarnya, sementara aku turun mencari bantuan teman - teman yang pagi tadi sudah turun dulu ataupun penduduk lokal. Dengan berlari sepanjang jalur pendakian memerlukan waktu sekitar 2,5 jam sampai basecamp pendakian.
Aku segera berembug dengan pimpinan rombongan dibawah yang ternyata juga sudah mempersiapkan diri untuk memberi bantuan keatas dengan membawa peralatan tenda, sleeping bag, rangsum makanan dan air serta obat-obatan. Akhinya aku bersama 6 orang terpilih kembali naik Gunung Sundoro lagi untuk menjemput atau memberi bantuan teman yang sakit dan 2 orang lainnya. Singkat cerita bertemulah kami dengan 3 orang yang diatas, dan ternyata mereka bertiga dengan perlahan mencoba turun. Artinya yang sakit sudah ada kemajuan dan kedua yang lain memapah jalan turun dengan menembus hujan yang terus mengguyur Gunung Sundoro.
Menjelang jam 6 sore, ke 6 bala bantuan beserta si sakit dan pacarnya berjalan di depan, sementara saya dan mas NCP agak di belakang sambil rembugan untuk mengambil langkah - langkah apabila malam ini tidak bisa kembali pulang. Tak terasa rombongan depan sudah menghilang dan jalan jauh di depan, sementara malam sudah menunjukkan pukul 08.00 malam, aku pun mulai terasa dingin setelah naik turun gunung, fisik mulai turun dan badan basah terkena hujan.  Diluar dugaanku, Mas NCP suaranya semakin pelan dan tak terdengar sebelum kuketahui sudah jatuh pingsan. Setelah kuperiksa sejanak ternyata seluruh badan sudah dingin, hanya tersisa hangat di bagian pusar. Kena Hipotermia.....
Langit Gelap, Tubuhku menggigil kedinginan, hujan tak juga reda sementara temenku tiba-tiba jatuh pingsan di Gunung Sundoro. Sejenak aku kebingungan, tak ada orang yang bisa kuajak bicara apalagi untuk mengangkat tubuh temenku yang tak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang, ku tinggalkan ransel dan perbekalan lainnya lalu dengan setengah menyeret  tubuh temenku yang tak berdaya itu, aku berlari sekencang - kencangnya turun gunung " (Bersambung)
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.