Thursday, January 9, 2014

Ungkapan Isi Hati Wanita Muda Itu

Hujan rintik-rintik mengawal keberangkatanku. Hari ini ku berharap ada perubahan, ada perbedaan dalam menjalani tiap waktu. Asaku membumbung, membelah derasnya hujan ditengah perjalanan. Aku tak peduli apa kata orang, aku tak peduli apa dalam pandangan orang, yang pasti aku berniat belajar tentang semuanya. Belajar tentang akademis, belajar tentang hidup dan kehidupan dan belajar untuk menuliskan naskah hidupku di masa depan.
Aku rindu, aku kangen, aku berharap kembali ke masa lalu. Masa yang indah, belajar dan bermain dengan riang. Suasana yang akhir-akhir ini terasa menghilang dari hidupku. Aku ingin semuanya kembali terulang dalam bentuk dan suasana yang berbeda. Sungguh... aku bersungguh-sungguh, setelah ku mengenal seseorang, aku merasa ada kesempatan membuat sejarah, membuat prestasi, minimal bagi diriku sendiri.
Seseorang itu bagaikan kawanku sepermainan. Bercerita apa saja, tentang kampus, tentang kuliah, tentang pacar-pacarku, tentang sahabatku, juga tentang dia dan aku. Kadang aku merasa seseorang itu seperti temanku, di saat yang lain seperti kakakku dan di saat yang lain lagi seperti pacarku. Begitu pula hari ini, disaat rintik hujan belum juga reda, di saat rintik hujan itu terus deras membasahi bumi, aku merasa nyaman dengannya.
 
Kuberharap, hubungan ini terus terjaga. Walau aku sudah memutuskan tak berharap ada keajaiban, namun rasaku terus tumbuh, menjadi benang-benang lembut yang mengait satu dengan yang lain. Seperti sebuah bangunan yang mula-mula sederhana menjadi sebuah istana yang megah lengkap dengan perabotan dan penghuninya. Benang yang kadang berwarna hijau, penuh dengan harapan, kadang berwarna biru, penuh dengan kepimpinan, kadang berwarna merah, penuh dengan keberanian dan kadang berwarna putih, penuh dengan kesucian. Sesuci benih cinta kasih yang tidak harus diperbincangkan, namun bisa dirasakan oleh semua ciptaan Tuhan.
Begitulah perasaanku saat ini, kadang aku sadar bahwa ini bukan mimpi, namun diwaktu yang lain aku seperti tenggelam dalam gelombang, antara gunung dan laut, antara hutan dan padang pasir. entahlah.... biar waktu yang menjawab, tidak saat ini juga tidak esuk hari...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.