Suatu hari, tugasku menumpuk. Batas waktu penyelesaian sangat mepet sementara volume pekerjaan sangat banyak. Malam sudah lembur, mata sudah memerah namun belum selesai juga. Sampai pada suatu hari, wanita muda itu menawarkan diri untuk membantuku, bahkan ikut menyelesaikan tugas-tugasku sampai sore. ya tepatnya sampai jam lima sore di suatu ruangan yang biasanya.
Kerja bareng dari pagi hingga jam lima sore, menyadarkanku ada sosok menarik didekatku, namun aku sama sekali tak menyadarinya. Hingga ketika senja sudah mulai memerahkan langit, aku memutuskan untuk pulang. " Jangan pulang dulu ya dik, ntar kita maem dulu", kataku. Wanita muda itu menganggukkan kepala pertanda setuju. Aku sendiri tak tau harus makan apa, karena aku tidak mengenalnya apalagi sampai tahu makanan favoritnya. Jadi kupikir yang standar aja, makan bakso mungkin pilihan yang tepat.
Kebetulan cuaca agak gerimis, sehingga semangkuk bakso akan menghangatkan tubuh yang lelah seharian di depan laptop. Walaupun dipinggir jalan alias Bakso kaki lima, namun pengemarnya banyak, tempat makan penuh dan meja pesanan menumpuk. Bagiku tak mengurangi rasa apapun pada sore itu, karena aku masih penasaran dengan wanita muda ini. Kok kayaknya aku mengenalinya? kok sepertinya aku sudah kenal lama? Bukan wajahnya yang lugu, juga bukan senyumnya yang manis, namun perilaku dan karakternya membuatku ingin kenal dengan nya.
Jam lima sore itu, adalah awal dari cerita di blog ini. Jam lima sore itu adalah hari yang mengubah sejarah, menggoreskan tinta hitam di relung hatiku yang paling dalam. Berawal dari Jam lima Sore di Ruangan itu, aku seperti bermimpi, melihat cermin watak dan karakterku pada diri wanita itu. Lalu apa yang akan aku lakukan? apa yang terjadi selanjutnya? Simak ceritaku di bagian berikutnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.