Kepribadian sangunis biasanya sangat populer di lingkungan atau aktifitas sosialnya. Pribadi yang hangat, pandai bercerita dari berbagai sudut pandang dan disetiap ceritanya diselipi "rasa" yang khas. Bila ada dua orang yang satu sanguinis sementara yang lain bukan sanguinis, kemudian diperlihatkan pada satu peristiwa yang sama, maka cerita dua orang ini akan lain. Sang sangunis akan bercerita seolah-olah kejadian itu masih berlangsung, dikemas dalam sebuah cerita yang apik dan dibumbui dengan suasana hatinya, yang kusebut sebagai "rasa"
Begitu pula rerasan dua orang sanguinis siang kemaren menyisakan rasa yang mendalam dihati masing-masing. Aku gak tau, bilamana rasa itu datang. Tiba-tiba saja rasa itu muncul dan memenuhi hati dan kepalaku seharian. Jujur aku sendiri juga bingung, sebenarnya rasa ini cenderung sebagai rasa apa? sayang? cinta? kangen? atau hanya sebatas kedekatan sesaat menyebabkan rasa itu muncul. Kupikir gak perlu dijawab, toh rasa itu ada atau tidak ada nanti ujung-ujungnya juga akan sama. Ada batas pemisah diantara dua insan sesama sanguinis ini.
Rasa yang sedemikian kuat kupikir perlu untuk diungkapkan. Ini sebuah pilihan. Resikonya bisa tambah dekat, bisa bergerak menjauh tapi gak mungkin akan masih sama seperti hari-hari kemaren. Karena aku sendiri tidak tau apakah rasa itu juga menghampiri nya? apakah rasa ini juga singgah ke perasaanya? lalu aku bisa tau dari mana?
Ada beberapa pemikiran, sebagai seorang sanguinis, aku tau pasti bahwa klo aku tanya langsung pasti tidak mau menjawab. Klo ku sms pasti tidak dibalas dan dialihkan ke hal lain. Klo melalui pihak ketiga akan menimbulkan masalah. Maka kupilih jalan yang lebih cerdas yaitu memperhatikan bahasa non verbalnya. Itu langkah yang paling mudah untuk kulakukan, lalu bagaimana aku bisa perhatikan? sementara aku duduk di depan, dia di belakang?.... aku harus membuat langkah yang mudah , simpel dan efektif. Hmm tunggu cerita selanjutnya!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.