Friday, December 29, 2017

CEO Message #3 3S di Piala Eropa dan Mudik Lebaran

Rekan-rekan leader di Kemenpar,
Kalau minggu lalu saya sudah menjelaskan budaya kerja 3S: Solid, Speed, Smart secara konseptual, maka kini giliran saya menjelaskannya lagi secara gamblang dengan memberikan contoh. Menjelaskan sesuatu itu kalau dengan contoh akan lebih renyah dan gampang dicerna. Apalagi contohnya saya ambil peristiwa yang sedang hot saat ini.
Apa yang sedang hot beberapa hari terakhir ini? Ada dua. Pertama Piala Eropa di Perancis. Kedua, mudik lebaran yang sama-sama akan kita jalankan minggu depan.
Coba saya tanya, apa yang sama dari dua peristiwa akbar tersebut? Ya, kedua-duanya mendatangkan jutaan massa. Coba saya tanya lagi, sebagai leader di Kemenpar, apa yang Anda pikirkan begitu melihat crowd jutaan orang di Paris dan di kantong-kantong mudik di seluruh Tanah Air? Yes!!! Itu peluang!!! Peluang luar biasa untuk mendatangkan wisatawan. 

Bus Wonderful Indonesia
Beberapa hari ini sejumlah media memberitakan armada bus Wonderful Indonesia di Paris tempat helatan akbar Piala Eropa 2016. “20 bus Wonderful Indonesia mondar-mandir keliling kota selama Piala Eropa,” demikian tulis media. 20 bus city tour kota Paris tersebut bukan sekedar bus biasa, tapi sudah di-branding dengan logo Wonderful Indonesia lengkap dengan gambar atraksi alam dan budaya Indonesia seperti Borobudur, Komodo, penari Bali, hingga Festival Barong Banyuwangi. 
Itu adalah bagian dari program branding kita untuk menarik perhatian jutaan penontong Piala Eropa dari seluruh dunia yang sekarang sedang berkumpul di kota Paris. Piala Eropa adalah momentum emas bagi kita untuk menebar pesona branding Wonderful Indonesia guna memboyong wisatawan dari seluruh dunia ke Tanah Air.
Saya sudah hitung, potensi viewer dari city bus Wonderful Indonesia selama penyelenggaraan Piala Eropa sekitar 22 juta orang, terdiri dari 2,1 juta fans sepak bola yang datang dari berbagai Negara, 12 juta penduduk kota Paris, dan 10 juta penduduk kawasan sekitarnya. Dengan potensi sebesar itu, program ini jatuhnya menjadi sangat murah karena ditonton langsung oleh puluhan juta orang-orang yang potensial sebagai wisman. Salah satu taktik ampuhnya adalah, mereka kita sentuh dengan free Wi-Fi gratis yang landing page-nya masuk ke destinasi wisata unggulan Indonesia.   
Lalu apa hubungannya bus Wonderful Indonesia di Paris dengan 3S? Pertama, upaya menarik perhatian penonton Piala Eropa dengan menggunakan bus city kota Paris yang di-branding dengan logo Wonderful Indonesia adalah sebuah ide yang smart. Kenapa smart? Karena program tersebut menjangkau target audience yang sangat besar, sangat potensial sebagai wisman, dan berbiaya sangat murah. Itu yang saya sebut bekerja dengan Smart.
Kedua, momentum Piala Eropa adalah momentum emas yang euforiannya hanya berlangsung sebulan. Karena itu kita harus bekerja speed untuk memanfaatkan momentum sesaat itu. Memang program city bus di Paris sudah kita rencanakan sejak lama, namun ide menggunakan city bus tersebut untuk memanfaatkan momentum Piala Eropa baru muncul beberapa minggu sebelum event akbar itu berlangsung. Begitu ide didapat, kemudian kita kerja super speed untuk mewujudkannya. Ingat momentum tak datang dua kali. Dan begitu momentum datang kita harus super speed mengejarnya. Itu yang saya maksud bekerja dengan Speed.
Ketiga, begitu kita yakin program ini impactful, saya menginstruksikan Prof. Pitana untuk menggalang berbagai pihak terkait untuk mewujudkannya. Kita menggerahkan semua pihak mulai tim internal di Kemenpar sebagai inisiator, pihak KBRI, hingga perusahaan operator city bus di Paris untuk bahu-membahu merealisasikan ide tersebut. Itu yang saya maksud bekerja dengan Solid.

Ingat! Bekerja itu harus Solid, Speed, Smart.

Mudik Lebaran
Contoh kedua adalah program kita Pesona Lebaran. Sama dengan event Piala Dunia, kalau Anda adalah leader yang entrepreneurial maka Anda akan bisa mengendus peluang di balik momentum mudik lebaran.
Idenya simple, kita punya liburan mudik lebaran selama satu sampai dua minggu, berapa hari untuk ibadah Sholat Ied dan Halal Bihalal? Praktis cuma sehari atau paling lama dua hari. Sisanya untuk apa? Untuk liburan. Apalagi THR sudah di tangan. Inilah ide sederhana di balik program kita Pesona Lebaran. Kalau mereka mudik untuk liburan, why not kita segenap jajaran Kemenpar memberikan informasi berharga bagi pemudik  mengenai destinasi wisata, tempat kuliner, dan atraksi menarik selama masa mudik lebaran.
Saya ingin tahun ini Kemenpar hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan informasi tempat-tempat wisata bagi pemudik. Jadi tak hanya Kementerian Perhubungan (terkait transportasi mudik) dan Kementerian Agama (terkait ibadah puasa dan Idul Fitri) yang hadir di tengah-tengah masyarakat, Kemenpar pun harus hadir. Saya mau brand Kemenpar di mata masyarakat stand-out di masa-masa mudik lebaran. 
Makanya kemudian saya minta semua Kadispar untuk menentukan 10 destinasi yang direkomendasikan, 10 tempat kuliner yang layak dikunjungi, dan 10 event yang wajib ditonton selama mudik lebaran di daerahnya masing-masing. Saya juga minta Don Kardono dan timnya untuk men-share informasi tersebut di media cetak maupun online, di Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain agar tercipta viral di dunia maya. 
Agar branding-nya kuat menancap dan udah terbaca oleh Mbah Google, saya juga minta Don agar hastag-nya diseragamkan. Misalnya kalau kita merekomendasikan destinasi, kuliner, dan event Banten maka hastag-nya: Selamat berlibur, salam #PesonaLebaranBanten #PesonakulinerBanten #PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia

Pertanyaannya, apa hubungannya mudik lebaran dengan 3S?
Pertama, program #PesonaLebaran adalah program yang smart. Kenapa? Karena kita memfasilitasi dan menggerakkan jutaan pemudik di berbagai daerah untuk mengunjungi destinasi wisata di saat, tempat, dan waktu yang tepat. Tak hanya itu, program itu adalah bentuk pelayanan kita kepada masyarakat, sekaligus bukti bahwa Kemenpar hadir di tengah masyarakat. Itu yang saya maksud bekerja dengan Smart.
Kedua, seperti halnya kasus Piala Eropa, ide program Pesona Lebaran sesungguhnya datang hanya beberapa minggu sebelum lebaran. Namun begitu ide tercipta, kita bergerak dengan speed. Koordinasi dan penajaman ide dilakukan secara kolaborarif melalui medium grup WA. Dengan medium sederhana seperti grup WA, terbukti proses kita menjadi speed, tak ada birokrasi, tak ada proses bertele-tele, tak perlu menunggu SOP, tak perlu menunggu surat edaran. Itu yang saya maksud bekerja dengan Speed.
Ketiga, dengan koordinasi melalui grup WA juga, kita kerja bergotong-royong, bahu-membahu, saling membantu, saling mengisi, menjadi sebuah tim yang solid. Di grup WA setiap saat saya memantau betapa rekan-rekan dari semua bagian dan daerah begitu semangat dan kompak berkontribusi tanpa dikomando. Itu yang saya maksud bekerja dengan Solid. 

Ingat sekali lagi! Bekerja itu harus Solid, Speed, Smart.

Dengan contoh yang gampang seperti di atas, saya yakin rekan-rekan lebih paham dan lebih gampang mengaplikasikan 3S di pekerjaan, bagian, dan daerah masing-masing. Tak ada alasan lagi Anda tak memahami 3S.
Menutup CEO Message ini saya ingin menekankan, sebagai leader di Kemenpar Anda harus menjadi seorang entrepreneur yang jeli melihat peluang di setiap momentum atau event yang ada. Wujudkan peluang itu dalam bentuk ide program, lalu jalankan 3S: solidkan barisan, speed-kan gerakan, dan smart dalam bekerja.
Kalau sampai setiap leader di Kemenpar, apakah itu Deputi, Asisten Deputi, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Bidang, hingga Kadispar, mampu menjalankan 3S di bagian dan daerah masing-masing, wow hasilnya bakal ruarrrr biasa!!! Tak hanya good, tapi great!!!

Salam Pesona Indonesia!

Menteri Pariwisata
Arief Yahya

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.