Sunday, October 8, 2017

Belajar Jujur dan Rendah hati dari Tokoh Nasional

Empat tahun lalu adalah proses yang melelahkanm baik fisik maupun pikiran. Namun demikian semua bisa terlewati dengan lancar, setidaknya untuk sementara waktu sambil menunggu hasil proses yang masih berjalan. Ada beberapa hal yang pengen ku tulis disini yaitu tentang jujur dan pembelajaran dari seorang pejabat.
Suatu pagi aku dipanggil seorang tokoh penting se level kabupaten (aku gak nyebutin nama n jabatan agar gak dikira testimoni yang mengandung konten politik), melalui sms beliau memberi dawuh untuk sowan ke rumah bersama beberapa teman. Aku sudah tahu arahnya kemana dan mau ngapain dalam pertemuan itu, namun yang aku tidak menyangka adalah beliau ingin tau dan belajar yang sesungguhnya tidak harus beliau sendiri yang menyelesaikan. Satu demi satu membahas persoalan sampai beliau sendiri menguasai dengan cermat. Hal yang sungguh tak diduga untuk pejabat se level beliau dan juga diantara kesibukan beliau yang begitu padat.
Hal lain yang membuat aku terkesima adalah hampir tidak ada perubahan pola hidup (sederhana) sejak sebelum menjadi pejabat, setelah menjadi pejabat maupun saat ini. Puasa senin kamis, sholat berjamaah mulai subuh sampai isya di masjid, dan cara bersikap dan bersahabat yang tetep menunjukkan kesederhanaan.
Terlepas dari apapun jabatan dan tugas yang diemban beliau saat ini, sebagai pribadi memang sangat jujur dan bersih, Tidak ada tujuan untuk memperkaya diri maupun terpengaruh isu-isu picisan ditengah - tengah masyarakat. Demikian tulisan pagi ini, mungkin kurang jelas, sak jane ngomong opo to iki.... hahaha namun ya inilah hal yang pengen ku ungkapkan agar bisa berbagi dengan pembaca setia blog ini. Semangat pagi dan Salam Hangat dari Semarang!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.