Saturday, October 21, 2017

Kan Kukenang Cintamu Selamanya

"Tak begitu jelas apa yang kamu katakan, bisikan lirih itulah pertama kali kau ungkapkan perasaanmu. Tak banyak saksi yang mendegar kecuali pepohonan dan binatang liar di lereng merbabu. Kini cintamu telah pergi, perhatianmu, sayangmu dan senyumanmu tak lagi dapat kurasakan dan kunikmati..."

Mengenangmu adalah hal terindah yang dapat kulakukan kini. Berbagai memori sejak bertemu pertama kali sangat jelas tertanam di hatiku yang paling dalam, Sebuah perkenalan  unik yang membuatku jatuh hati pada pandangan pertama. Tidak aneh kalo sejak pertemuan itu aku selalu berusaha mencari informasi tentangmu, mencari strategi bagaimana dapat berbincang denganmu dan tak kalah pentingnya adalah mencari cara agar mendapat kesempatan menyatakan isi hatiku padamu.

Tak banyak yang mengatakan kamu cantik, karena faktanya kulitmu hitam, matamu ekonomis dan hidungmu minimalis. Namun bagiku kombinasi mata, hidung, kulit dan rambut panjangmu itu menimbulkan pesona wanita jawa. Wanita yang menjadi idaman setiap lelaki pada jaman kerajaan-kerajaan nusantara lama. Wanita yang menjadi simbol kebahagiaan rumah tangga para pujangga cinta pada jamannya.

Umurku tak terlalu muda, namun juga tidak terlalu tua bagi wanita se umuranmu. Dapat dibilang pas sebagai figur pembimbing dan penuntun pasangannya. Tak heran sikapku diam-diam yang selalu memperhatikanmu, kau jawab dengan bahasa tubuh menerima kehadiranku. Dan ketika kesempatan itu tiba, aku mengungkapkan kekaguman dan perhatianku padamu di lereng gunung merbabu.

Sepersekian detik kamu tampak kaget, sepersekian detik kemudian wajahmu berbinar dan senyum lebarmu menandakan kamu menerimaku dengan sepenuh hati walau belum kau ucapkan. Dan ketika aku minta menjawab dengan kata-kata, hanya bisikan lirih yang keluar sambil tersipu malu dan tak lama kemudian bersembunyi dalam dekapanku. Kita berpelukan lama dalam keheningan, disaksikan pohon-pohon dan burung hutan di lereng merbabu. Mulai saat itulah.. syair dan catatan harian yang indah menghiasi hari - hariku hingga kemaren.

Kini hatimu telah pergi, tak ada lagi kata-kata lembut menyapaku setiap pagi, tiada suaramu yang merdu menghiburku di lereng pegunungan saat ku terluka dan tak ada seorang wanita jawa yang selalu menyemangati disaat ku jatuh. 

Walaupun kau pergi aku tak dendam, walaupun kau menyakiti tapi aku tak ingin membalasnya. Aku masih ingin mengenang cintamu untuk selamanya. aku masih ingin mengenang memori indah hari-hari kita bersama. Aku masih ingin menikmati pagi sendirian di lereng pegunungan sambil menikmati kopi hangat, seakan kau hadir menemaniku di sana. Kukenang cintamu tuk selamanya, kunikmati desiran lembut di dada ini sampai kemudian menghilang dengan sendirinya.

Lereng Ungaran 13.11.16




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.