Waktu sudah menunjukkan pukul 18.36 Wib ketika motorku melintasi lampu merah kawasan pojok benteng kulon, tiba-tiba motor serasa bergoyang-goyang. Setelah berhenti dan kuperiksa ternyata ban belakang motor kempes atau lebih tepatnya bocor. Ini adalah peristiwa kedua pada hari yang sama karena sebelumnya sekitar pukul 09.48 WIB juga mengalami kempes ban di daerah Nguntoronadi Wonogiri.
Jam 19.00 kuagendakan memompa semangat atlet pelatkab FPTI Sleman di Ruang Pertemuan Racik Desa Jalan kaliurang Km 6 Jogja sehingga apabila aku memutuskan untuk mencari tukang tambal ban kemudian mengganti ban atau menambal pasti butuh proses yang agak lama. Kuputuskan untuk mencoba jalan terus dengan memompa terlebih dahulu sampai ban penuh angin atau sekeras - kerasnya lalu mencoba berjalan beberapa meter. Ternyata bocornya agak halus sehingga sekitar 2 lampu merah pompa, jalan lagi 2 lampu merah pompa lagi dan seterusnya sampailah di rumah makan racik desa jakal km 6.
Ketika masuk ke dalam ruang pertemuan, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 19.06 WIB atau terlambat 6 menit, kupikir masih bisa ditoleransi daripada aku memutuskan mencari tambal ban yang mungkin memerlukan waktu kurang lebih 30 menit dengan prosesnya. Setelah minta maaf atas keterlambatan maka prosesi pemompaan semangat bagi teman - teman atlet panjat tebing sleman di mulai.
Beberapa hal yang menjadi isi pertemuan :
1. FPTI Sleman tidak punya kewajiban memberangkatkan seluruh atlet yang saat ini menjalani pelatkab, hanya atlet yang serius ingin berjuang dengan indikasi dari kehadiran dan peningkatan selama gelaran pelatkab saja yang akan di berangkatkan ke PORDA Kulonprogo bulan Oktober mendatang.
2. FPTI Sleman akan mencoret atlet pelatkab yang kehadirannya dalam latihan kurang dari 80% mulai bulan april 2015, dari hasil degradasi tersebut akan digunakan untuk melakukan antry by number dan entry by name.
3. Untuk memompa semangat berprestasi lebih tinggi, bukan sekedar porprov atau porda namun juga ke pentas nasional dan internasional maka fpti sleman akan menyekolahkan 4 atlet terbaiknya ke Pengda Jawa Tengah.
4. Keterbatasan peralatan akan diatasi secara bertahap oleh pengurus untuk mendukung proses pemusatan latihan di Fitriyani Climbing Arena Sleman.
Di akhir pertemuan yang dihadiri oleh seluruh atlet dan offisial pelatkab, kutunjukkan pompa manual yang kugunakan untuk memompa ban sepanjang perjalanan menuju racik desa, semua tertawa dan beberapa memang sudah hapal dengan gaya dan keputusan-keputusanku memimpin organisasi. Bahwa pompa yang kubawa, kutunjukkan ke mereka sebagai simbol "segala sesuatu bisa dilewati dengan keseriusan, semangat pantang menyerah dan fokus pada tujuan. Semoga dengan pompa ini bisa menginsparasi altlet sleman untuk memompa semangat meraih prestasi dengan latihan yang lebih semangat, lebih fokus, lebih tekun dan pantang menyerah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.